Annisa Dwiana
G34110065
Perkembangbiakan
vegetatif dilakukan untuk membuat indukan unggul pada setiap tanaman yang
diinginkan. Contoh perkembangbiakan secara vegetatif yaitu cangkok, sambung,
stolon. Sambung atau penyambungan tanaman dengan tanaman lain dilakukan untuk
menyempurnakan tanaman tersebut. Tanaman bawah dibutukan yang mempunyai akar
dan batang yang kuat, sedangkan tanaman atas dibutuhkan tanaman yang memiliki
perkembangan bunga cepat dan menghasilkan buah yang baik. Penyambungan
dilakukan melalui beberapa proses yaitu pemilihan batang yang ukurannya relatif
sama, memotong tanaman bawah dan membuat celah berbentuk v, memotong dan
membuat tanaman atas berbentuk lancip, menyisipkan batang atas kedalam celah
batang bawah, dan terakhir membalut kedua batang dengan tali rafia atau
plastik. Dalam memotong kedua tanaman, tanaman tersebut mengalami luka.
Masalah
yang terpikirkan pada penyambungan kedua tanaman adalah bagaimana cara tanaman
dapat menyambungkan alat pengangkut dari kedua tanaman yang berbeda. Ternyata
penyambungan diawali dengan terbentuknya lapisan nekrotik pada permukaan
sambungan yang membantu menyatukan jaringan sambungan terutama di dekat berkas
vaskular. Pemulihan luka dilakukan oleh sel meristematik yang
terbentuk antara jaringan yang tidak terluka dengan lapisan nekrotik. Lapisan
nekrotik ini kemudian menghilang dan digantikan oleh kalus yang dihasilkan oleh
sel-sel parenkim. Kalus adalah sel yang bentuknya tidak beraturan dan terdiri
dari sel parenkim yang mengalami lignifikasi. Kalus berasal dari sel muda pada
kambium pembuluh tapi ada juga kalus yang terbentuk dari sel korteks dan
empulur.
Sel-sel
parenkim batang atas dan batang bawah masing-masing mengadakan kontak langsung,
saling menyatu dan membaur. Sel parenkim tertentu mengadakan diferensiasi
membentuk kambium sebagai kelanjutan dari kambium batang atas dan batang bawah
yang lama. Pada akhirnya terbentuk jaringan atau pembuluh dari kambium yang
baru sehingga proses translokasi hara dari batang bawah ke batang atas dan
sebaliknya dapat berlangsung kembali. Agar proses pertautan tersebut dapat
berlanjut, sel atau jaringan meristem antara daerah potongan harus terjadi
kontak langsung untuk saling menjalin keduanya secara sempurna.
Hormon
tanaman memainkan peranan penting dalam perkembangan dan diferensiasi kalus
menjadi akar baru atau jaringan pembuluh. Hormon yang digunakan adalah hormon
auksin, giberelin, sitokinin, asam absisik, dan etilen. Hormon auksin memiliki
efek langsung pada pembentukan akar dalam stek atau cangkok dan penyembuhan
luka dalam pembentukan sambungan pada penyusuan, okulasi dan sambungan
(grafting). Hormon giberelin dapat meningkatkan keberhasilan pengakaran dalam
kombinasi dengan aplikasi auksin eksogen. Rasio auksin tinggi dan sitokinin
rendah menginduksi pembentukan akar adventif, sedangkan rasio auksin rendah dan
sitokinin tinggi menginduksi pembentukan tunas adventif. Pada hormon asam
absisik dan etilen, keduanya tidak terlibat langsung dalam pembentukan jaringan
pembuluh, akar atau tunas baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar