Kamis, 29 November 2012

penyambungan tanaman



Annisa Dwiana
G34110065
Perkembangbiakan vegetatif dilakukan untuk membuat indukan unggul pada setiap tanaman yang diinginkan. Contoh perkembangbiakan secara vegetatif yaitu cangkok, sambung, stolon. Sambung atau penyambungan tanaman dengan tanaman lain dilakukan untuk menyempurnakan tanaman tersebut. Tanaman bawah dibutukan yang mempunyai akar dan batang yang kuat, sedangkan tanaman atas dibutuhkan tanaman yang memiliki perkembangan bunga cepat dan menghasilkan buah yang baik. Penyambungan dilakukan melalui beberapa proses yaitu pemilihan batang yang ukurannya relatif sama, memotong tanaman bawah dan membuat celah berbentuk v, memotong dan membuat tanaman atas berbentuk lancip, menyisipkan batang atas kedalam celah batang bawah, dan terakhir membalut kedua batang dengan tali rafia atau plastik. Dalam memotong kedua tanaman, tanaman tersebut mengalami luka.
Masalah yang terpikirkan pada penyambungan kedua tanaman adalah bagaimana cara tanaman dapat menyambungkan alat pengangkut dari kedua tanaman yang berbeda. Ternyata penyambungan diawali dengan terbentuknya lapisan nekrotik pada permukaan sambungan yang membantu menyatukan jaringan sambungan terutama di dekat berkas vaskular. Pemulihan luka dilakukan oleh sel meristematik yang terbentuk antara jaringan yang tidak terluka dengan lapisan nekrotik. Lapisan nekrotik ini kemudian menghilang dan digantikan oleh kalus yang dihasilkan oleh sel-sel parenkim. Kalus adalah sel yang bentuknya tidak beraturan dan terdiri dari sel parenkim yang mengalami lignifikasi. Kalus berasal dari sel muda pada kambium pembuluh tapi ada juga kalus yang terbentuk dari sel korteks dan empulur.
Sel-sel parenkim batang atas dan batang bawah masing-masing mengadakan kontak langsung, saling menyatu dan membaur. Sel parenkim tertentu mengadakan diferensiasi membentuk kambium sebagai kelanjutan dari kambium batang atas dan batang bawah yang lama. Pada akhirnya terbentuk jaringan atau pembuluh dari kambium yang baru sehingga proses translokasi hara dari batang bawah ke batang atas dan sebaliknya dapat berlangsung kembali. Agar proses pertautan tersebut dapat berlanjut, sel atau jaringan meristem antara daerah potongan harus terjadi kontak langsung untuk saling menjalin keduanya secara sempurna.
Hormon tanaman memainkan peranan penting dalam perkembangan dan diferensiasi kalus menjadi akar baru atau jaringan pembuluh. Hormon yang digunakan adalah hormon auksin, giberelin, sitokinin, asam absisik, dan etilen. Hormon auksin memiliki efek langsung pada pembentukan akar dalam stek atau cangkok dan penyembuhan luka dalam pembentukan sambungan pada penyusuan, okulasi dan sambungan (grafting). Hormon giberelin dapat meningkatkan keberhasilan pengakaran dalam kombinasi dengan aplikasi auksin eksogen. Rasio auksin tinggi dan sitokinin rendah menginduksi pembentukan akar adventif, sedangkan rasio auksin rendah dan sitokinin tinggi menginduksi pembentukan tunas adventif. Pada hormon asam absisik dan etilen, keduanya tidak terlibat langsung dalam pembentukan jaringan pembuluh, akar atau tunas baru.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar